Sabtu, 10 Januari 2009

Eskatologi Islam : Melacak Gerak Ruh & Tubuh

Oleh : a_dHie

Dunia adalah stasiun kedua yang dilalui manusia, kata ”Eskatologi” merupakan ajaran teologi yang berkaitan dengan akhir zaman (kematian,hari kiamat, dan kebangkitan).menurut Poulo Freire manusia berhubungan dengan dunia ada dalam kata, dan dengan “kata” manusia dapat membentuk suatu peradaban dan interaksi sosio cultural, melalui kata ini pula akan membentuk suatu sistem informasi, sejalan dengan pendapat Ziauddin Sardar yang mengatakan bahwa hubungan manusia dengan dunia ada dalam informasi yang merupakan kata-kata yang integral.
Diskursus tentang ”komponen manusia” ini menjadi perbincangan sejak zaman socrates, dalam dunia filsafat aliran serba dzat mengatakan bahwa komponen esensial manusia adalah dzat, konsekuensinya manusia berasal dari materi saja, aliran serba ruh mengatakan bahwa esensi manusia adalah ruh, sedangkan tubuh hanya daun kering yang setiap saat akan terjatuh, adapula aliran dualisme memandang manusia ini terbentuk atas ruh dan tubuh. Meskipun aliran dulisme ini sejalan dengan ajaran islam, namun ada suatu diversitas yang prinsipil mengenai hal ini, islam membahas term-term ruh yang melekat pada diri manusia sesuai dengan akhlaq dan keshalehan sosial manusia, hal ini sejalan dengan pendapat Imam Al-Ghazali. Contoh kongkrit, ketika Imam Ja’far Al-Shadiq yang merupakan salah satu eksponen spiritual yang terkenal dan seorang ulama besar dari keluarga Rasulullah saw, ketika beliau menyuruh Abu Bashir menutup matanya. Kemudian beliau mengusap wajahnya, betapa kagetnya Abu Bashir ketika melihat term-term yang variasi dalam wujud binatang yang mengelilingi ka’bah, revolusi menifestasi ini berkaitan erat dengan pola tingkah dan laku manusia di alam empirik. Hal ini, menjadi suatu sinyalment bahwa manusia hidup berwajah propaganda antara alam empiris (tubuh) dan alam mistis (ruh). Secara kasat mata alam ruh tidak dapat dicapai, kecuali melalui langkah-langkah spiritual.
Menurut Imam Ali, eksistensi ruh seperti halnya tubuh, dengan adanya comman flatform dalam hal sifat yang melekat pada keduanya. Seperti : hidup,mati, sehat,sakit,bangun dan tidur merupakan sesuatu yang elanvital yang melekat pada tubuh manusia. Namun dalam alam ruh, hidupnya manusia dianalogikan sebagai ilmunya, matinya manusia sebagai kebodohannya, sehatnya manusia sebagai keyakinannya, sakitnya manusia sebagai keraguannya, bangunnya sebagai terjaganya, sedangkan tidurnya merupakan kelalaiannya.
Sosok manusia yang menghiasi pemikirannya dengan keilmuan merupakan manifestasi hidupnya ruh pada dirinya, dengan suatu implementasi munculnya berjuta pertanyaan ditopang dengan melakukan proses kontemplasi sebagai solusi. Kongkritnya, pergolakan pemikiran tersebut sebagai term gerak sejarah alam ruh. Meskipun dengan proses ini manusia terbentur dengan skeptis yang menyebabkan ruhnya sakit, dan obat yang mujarab untuk menyembuhkan sakitnya ruh dengan membaca secara tekstual dan kontekstual ditopang oleh makanan ruhani berupa dzikir. Sehingga manusia akan sehat kembali dengan bentuk keyakinan atas apa yang direfleksikannya, dan sepertinya ini adalah harga mati dan suatu proses yang mesti dilalui manusia. Sedangkan, ketika potensi fikir tidak dimanfaatkan oleh manusia, maka ruh manusia mengalami kematian dengan bentuk kestagnanan berfikir dan akan menciptakan kejumudan dalam literatur sejarah ruh. Ketika kondisi ruh manusia mengalami tertidur maka pada saat itu manusia mengalami kelalaian dan mudah terintervensi, sedangkan bangunnya ruh manusia merupakan sikap terjaganya manusia dalam bertindak, sehingga apa yang akan dilakukan selalu difikirkan secara matang dengan melakukan suatu proses analsis. Kondisi kongkrit ini menjadi suatu hal yang mesti dipilih manusia untuk melangkah mengukir manuskrip sejarah kehidupan alam empirik dan transendental.
Wallahu A’lam Bisshawab.....

Tidak ada komentar: